Friday, May 8, 2009

Bida'ah?

Bismillahirrahmanirrahim.

Firman Allah s.w.t:

“Maka apa yang ada di luar kebenaran itu, tiada yang lain hanyalah kesesatan belaka” (Yunus: 32)

Allah ta’ala berfirman lagi:

“ Tidaklah Kami alpakan sedikitpun dalam al-Kitab- maksudnya: Tidak perlu ditambah yang baru, sebab dalam al-Kitab sudah cukup” (al-An’am:38)

Allah ta’ala berfirman:

“Jikalau engkau semua berselisih dalam sesuatu hal, maka kembalikanlah itu kepada Allah, dan RasulNya” (yakni al- Kitab dan as-Sunnah) (an-Nisa’:59)


Lagi Allah ta’ala berfirman:

“Dan sesungguhnya itulah jalanKu yang lurus, maka ikutilah. Dan janganlah engkau semua mengikuti jalan-jalan yang lain-lain, kerana nanti engkau semua dapat terpisah dari jalan Allah” (al-An’am: 153)

Firman Allah lagi:

“ Katakanlah – hai Muhammad: “ Jikalau engkau semua mencintai Allah, maka ikutilah saya, maka Allah pasti mencintai engkau semua dan pula mengampuni dosa-dosamu” (ali-Imran: 31)


Ya Akh! Banyak sungguh ayat2 dalam Kitabullah yang teragung ini tentang perkara2 yang diada-adakan manusia. Banyak pula hadith2 yang masyhur2 yang turut menyentuh bab ini, antaranya:

Dari Aishah radiallahu ‘anha katanya: Rasulullah s.a.w bersabda:

“ Barangsiapa yang mengada-adakan dalam perkara agama kita ini akan sesuatu yang semestinya tidak termasuk dalam agama itu, maka hal itu wajib ditolak” (Muttafaq ‘alaih)

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan, Rasulullah s.a.w bersabda:

“ Barangsiapa yang mengamalkan sesuatu amalan yang atasnya itu tidak ada perintah kami- maksudnya perintah agama, maka amalan itu wajib ditolak”


Wajib ditolak itu ertinya tidak boleh diterima sama sekali, kerana hal itu merupakan perkara yang bathil, kerana memang tidak termasuk dalam urusan agama, tetapi diada-adakan sendiri oleh manusia.

Sesuatu yang tidak diberi keterangan oleh Allah s.w.t dan RasulNya s.a.w, lalu diada-adakan itu wajib untuk tidak kita terima atau ditolak bulat-bulat. Ini apabila berkaitan dalam soal ibadat. Tetapi dalam urusan keduniaan, maka Rasulullah s.a.w sendiri telah memberi kebebasan untuk mengikhtiarkan mana yang terbaik dalam anggapan kita, asalkan tidak melanggar hal-hal yang diharamkan Allah ta’ala.

Sabda baginda:

“Engkau sekalian adalah lebih mengerti tentang urusan duniamu”


Dari Jabir r.a., katanya:

"Rasulullah s.a.w. itu apabila berkhutbah maka merah padamlah kedua matanya, keras suaranya, sangat marahnya, sehingga seolah-olah beliau itu seorang komandan tentara yang menakut-nakuti, sabdanya:

"Pagi-pagi ini musuh akan menyerang engkau semua," atau "sore ini musuh akan menyerang engkau semua." Beliau bersabda pula: "Saya diutus sedang jarak terutusku dengan tibanya hari kiamat itu bagaikan dua jari ini." Beliau merapatkan antara jari telunjuk dan jari tengah. Beliau bersabda pula:

"Amma ba'd. Maka sesungguhnya sebaik-baik uraian adalah Kitabullah - al-Quran - dan
sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad s.a.w., sedang seburuk-buruk perkara -
agama - ialah hal-hal yang diada-adakan sendiri dan semua kebid'ahan itu adalah sesat."

Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: "Saya adalah lebih berhak terhadap setiap orang mu'min daripada dirinya sendiri. Barangsiapa meninggalkan harta, maka itu adalah hak dari keluarganya, tetapi barangsiapa yang meninggalkan hutang atau tanggungan - keluarga dan anak-anak yang ditinggalkan, maka itu adalah kepadaku atau menjadi tanggunganku."

(Riwayat Muslim)



Wallahu’alam.